Rabu, 02 September 2015

Sedikit Tentang Kabupaten Berau

Pulau Derawan
A. Ciri Khas
Kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Pariwisata di Kabupaten Berau. Potensi Pariwisata Kabupaten Berau sangat baik, apalagi didukung oleh posisi strategis untuk pengembangan pariwisata khususnya ekowisata dengan daya tarik bahari yang masih sangat terjaga.

Kabupaten Berau merupakan salah satu “Kawasan  Konservasi Laut Daerah” (KKLD) diantara 15 kawasan KKLD di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya pesisir laut yang sangat besar. Keragaman Terumbu Karang di perairan Berau tertinggi kedua setelah Raja Ampat, dan ketiga dunia setelah Salomon dan tingkat diversitas tertinggi Kedua Dunia dengan memiliki 507 spesies kerang keras.
Berau memiliki Hutan Mangrove  dengan beberapa Jenis Mangrove yang merupakan habitat terbaik di Kalimantan serta memiliki 8 Jenis Lamun. Beberapa spesies yang dilindungi dapat ditemukan diantaranya penyu,paus,lumba-lumba,pari manta,ubur-ubur endemic, pigmi seahorse, serta berbagai spesies dekapoda dan nudi beach.
Perairan Berau dikenal dengan wilayah yang memiliki habitat Penyu Hijau Terbesar di dunia, dengan keindahan bawah laut yang sangat indah diantaranya Derawan, Sangalaki, Nabuco(Pabahanan) dan Maratua yang sekaligus sebagai tempat bertelurnya Penyu Hijau dan Pari Manta yang khas.Selain itu ada juga terdapat Pulau Kakaban yang memiliki Danau ditengahnya .Didanau ini terdapat 80% habitat Ubur-ubur yang tidak berbisa.
Obyek Wisata Bahari Kabupaten Berau :
  1. Pulau Derawan
  2. Pulau Sangalaki
  3. Pulau Maratua
  4. Pulau Pabahanan
  5. Pulau Kakaban
  6. Pulau Sambit
  7. Pulau Bakungan
  8. Pantai Harapan
Obyek Wisata Alam/Petualang :
  1. Arung Jeram di Kelay
  2. Air Terjun Cawan Batu di kampong Merasa Kecamatan Kelay
  3. Air Panas Asin Pemapak di Kampung Bappinang Kecamatan Biatan Lempake
  4. Lungun (Kuburan Dayak di atas tebing)
  5. Kersik di kampong Merasa
  6. Gunung Nyapa
  7. Taman Cendana
  8. Penangkaran Rusa
  9. Penangkaran Buaya
Obyek Wisata Budaya :
  1. Suku Basap
  2. Tarian Dalling
  3. Tarian Igal
  4. Tarian Perang
  5. Tarian Gerak sama
  6. Bekudung Betiung
Obyek wisata Sejarah :
  1. Makam Raja Alam
  2. Makam Belanda
  3. Mesium Batiwakkal gunung Tabur
  4. Keraton sambaliung
  5. Bangunan Peninggalan Belanda
Obyek Wisata Religi :
  1. Masjid Agung Baiul Hikmah
  2. Klenteg
  3. Gereja Katolik
  4. Gereja GPIB
  5. Pura Giri Nata
  6. Wihara
Fasilitas Pendukung :
  1. Hotel dan Pnginapan
  2. Rumah Makan dan café
  3. Bandara Udara dan Terminal Bus

Tari Dayak
B. Budaya dan Kultur
Kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang kultur dan budaya Berau. Berau memiliki beberapa upacara adat, yaitu :
  • Bekudung Betiung 
Bekudung ialah pesta rakyat yang merupakan prosesi adat untuk mencapai kedewasaaan, sedangkan Betiung merupakan pesta ucapan syukur yang dilaksanakan setiap tahun sehabis panen padi selesai. Perayaan upacara Bekudung Betiung ini digelar 2 tahun sekali selama tiga hari, bertempat di Kampung Tumbit Dayak (Pemukiman Suku Gaai).
Pada acara upacara tersebut wisatawan terdapat beberapa unsur kesenian, olahraga tradisional, atraksi budaya, dekorasi adat .
  • Pesta Adat Suku Benua
Upacara yang merupakan pesta rakyat dengan tujuan menguati (pallas) kampung yang disertai beberapa atraksi seni budaya juga sebagai upaya mengangkat serta menggali adat istiadat tempo dulu. Perayaan pesta adat suku Benua ini digelar 2 tahun sekali selama tiga hari, bertempat di Kampung Bangun Bebanir.
Pada acara upacara tersebut wisatawan dan masyarakat disuguhkan beberapa unsur kesenian, olahraga tradisional, atraksi budaya, dekorasi adat .
  • Pesta Adat Kesultanan Sambaliung
adalah tampilan adat budaya Kesultanan yang bertema perkawinan tradisional zaman Kesultanan. Pada acara upacara tersebut wisatawan disuguhkan  beberapa unsur kesenian, atraksi budaya, pakaian Kebesaran, dekorasi adat dan masakan khas tradisisonal. Perayaan pesta adat Kesultanan Sambaliung ini digelar 2 tahun sekali selama satu hari. bertempat di Keraton Sambaliung sekurhan Sambaliung.
  • Pesta Adat Kesultanan Gunung Tabur
Pesta adat Kesultanan Gunung Tabur merupakan peringatan hari jadi Kesultanan, perayaan ini dilaksanakan satu tahun sekali selama satu hari , bertempat di Keraton Gunung Tabur kelurahan gunung Tabur. Masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan kesenian, atraksi budaya, pakaian kebesaran dan dekorasi adat.


Talinga Sagai
C. Masakan atau Makanan Khas
Umumnya ke-kue yang menjadi maknan khas suku benua memiliki kesamaan kue dari suku lain hanya berbeda nama. Misalnya dippa yang selalu menyertai acara arwahan di daerah lain disebut mendut atau kue bugis. Bahan, proses pengolahan dan bentuk sama tetapi berbeda nama pada suku lainnya. Demikian juga tumpi dalam bahasa Indonesia disebut cucur terkenal sebagai jajanan pasar tetapi pada suku benua menjadi kue wajib pada acara arwahan bersamaan dengan dippa dan gugus(lemper).
Beberapa kue yang isajikan berikut merupakan kue tradisional yang masih bisa kita temui di kabupaten berau terutama digunung tabur dan daerah pedesaan lainnya:
1. Talinga sagayi:
Dari arti bahasa talinga sagayi berarti kuping dayak (yang panjang) bahan dasar kue ini mirip dengan kue cincin yang banyak dijual dipasar tetapi bentuknya seperti angka delapan. Kue ini terbuat dari tepung dan gula merah diaduk dan proses memasaknya digoreng.
2. Rangai:
Rangai berbahan dasar beras ketan disangrai baru dihaluskan dengan cara digiling, ditambah gula dan kelapa parut. Setelah diaduk dicetak dengan cetakan khusus dibakar diopen dengan api sedang.
3. Satu:
Satu berbahan dasar beras ketan yang disangrai dihaluskan lebih halus dari bahan rangai dicampur gula tetapi tidak menggunakan kelapa dicetak sama dengan rangai dan dibakar sampai matang
4. Satu kacang:
Satu kacang berbahan baku kacang hijau yang disangrai dihaluskan dengan cara digiling, dicampur gula, dicetak dan dibakar seperti satu dari beras ketan.
5. Kajajanga:
Kajajanga juga merupakan kue tradisional suku banua yang terbuat dari tepung dibentuk dan digoreng,setelah matang didingankan baru dimasukan kedalam gula putih yang dicairkan dengan air (dalm bahasa berau disebut dilua)sampai kental.
Ikan-sayur
Masakan khas seperti lauk pauk ummnya dimasak tidak menggunakan minyak melainkan direbus, dipindang, sayur,dibakar dan lainnya. Diantaranya masakan tersebt adalah:
1. Udang singgang:
Udang singgang adalah masakan khas yang menjadi lauk kegemaran dizaman dulu. Memasaknya cukup sederhana yaitu udang sungai direbus diberi garam dan tidak menggunakan bumbu lain karena udang sungai yang ada diperairan berau sudah gurih dan lezat sehingga hanya direbus denga sedikit air saja sudah lezat untuk dijadikan lauk.
2. Udang jarrang assam:
Selain di singgang masyarakat banua juga gemar membuat sayur asam undang yang disebut udang jarrang assam. Cara menbuatnya udang direbus dan diiris bawang merah, serai, asam kandis/asam jawa dan sedikit garam.
3. Tumpi udang:
Tumpi udang biasanya dijadikan hidangan acara arwahan atau persiapan perkawinan karena banyak tamu dan keluarga yang diberimakan maka tumpi selau dijadikan salah satu lauk. Tumpi terdiri atas kepal undang ditumbuk dengan parutan kelapa diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan kunyit. Setelah ditumbuk dibentuk bulat dan gepeng baru digoreng
4. Pindang mannung:
Pindang adalah makanan khas suku benua dan ikan yang sering dipindang adalah ikan menangis dalam bahasa beraunya disebut mannung. Pindang juga tidak menggunakan bumbu dan hanya sederhana yaitu garam, asam dan terasi dicampur dengan ikan yang sudah dibersihkan dibiarkan mendidih dengan api kecil sampai airnya satengah dan rasanya lezat.
5. Lawar pakis:
Lawar pakis juga merupakan sayuran yang sering dijadikan lauk masyarakat. Lawar pakis tediri atas sayran pakis direbus masak ditiriskan dicampur dengan kelapa parut diberi bumbu garam, cabe diulek diberi perasan jeruk disangrai sebentar baru diaduk dengan pakis yang sudah direbus.
Selain masakan diatas masakan khas lainnya adalah:
- Umbut/rebung disayur santan
- Singkil disayur bening atau sayur santan











Tidak ada komentar:

Posting Komentar